Biar kusimpan rasaku ini
Walau entah sampai kapan nanti
Biar kunikmati rasa ini
Tak perlu engkau tahu bahwa aku suka padamu
Sinar
mentari pagi ini, membawa semangat baru. Perasaan cinta mengalahkan keramaian
di planet ini. Awan pun bersorak memberikan semangat seakan menuntun langkah
ini untuk terus berjalan menuju suatu keindahan.
Pagi itu seorang gadis yang
bernama mira begitu semangat menjalani harinya. Hari itu merupakan hari
terakhir ia menjalani aktivitasnya menjadi seorang Liaison Officer (LO) di
acara kompetisi debate antar fakultas. Tiba saatnya ia harus mendampingi para
debaters. Debaters yang harus ia support dan motivasi. Semangat seorang mira
begitu membara, mungkin api pun bisa kalah dengannya. Tak ada pikiran lain yang
menghalangi gadis ini, yang ia pikirkan hanyalah memenuhi jadwalnya yang kosong
dengan aktivitas yang bermanfaat.
Gelapnya sang malam memberikan
sensasi ketentraman karena bertabur bintang. Malam ini merupakan puncak
perlombaan debate(final). Mira sangat menikmati malam ini, walaupun para
debaters yang ia dampingi tidak masuk final. Mira pun duduk di barisan kedua
bersama dengan teman-temannya yang kebetulan satu prodi. “Kemana anaknya ? kok
ga dibawa.”Tanya seorang pria.”mmm... anak..oh, di kosan mungkin
kecapean.”jawab Mira sambil memberi senyum terpaksa. Kemudian pria itu membalas
dengan senyuman. “Itu siapa namanya ?” Tanya mira kepada salah satu debatersnya
yang kebetulan duduk di belakangnya.”Oh... itu ka Dimas. Kenapa ? Jatuh Hati ?
Aku kasih nih no hpnya ?”Deretan pertanyaan dari debaters.”oo..oh ga ko. Cuma
tanya doang.” Jawab Mira singkat. Akhirnya Mira tau kalo yang tadi itu, coach
debaters yang ia dampingi dan kebetulan ia juga ketua pelaksana. Padahal
hari-hari sebelumnya Mira bercanda sama Dimas namun baru di malam terakhir ini,
ia tahu namanya. Kompetisi pun berlalu, mira pun beranjak dari kursi. “mau
kemana ?” Tanya Dimas. “Mau pulang ka. Duluan ya.”Mira pun pamit. “Hati-hati
ya”Dimas mengingatkan.
Hari demi hari berlalu, entah
kenapa Mira begitu penasaran kepada seorang Dimas. Apa mungkin jatuh hati dalam
waktu 3 hari itu berlaku di hatinya ?. entahlah ia belum bisa percaya dengan
semua perasaan ini. Tapi mungkin itu semua bisa terjadi, karena dalam waktu 3
detik pun cinta itu bisa hadir. Mira belum bisa mengartikan ini semua. Setiap
waktunya kosong ia selalu teringat dengan Dimas, sosok pria yang baru ia kenal
selama 3 hari. Mungkin sekitar seminggu ia tidak bertemu dengan Dimas. Dimas
pun sulit ditemukan padahal mereka satu langit, satu atap, namun beda tujuan.
Genap seminggu ia tidak
menemukan sosok Dimas. Mira merenung di perpus sambil memilih buku yang akan ia
jadikan referensi. Ketika ia memegang salah satu bukudi rak, tiba-tiba ada
tangan yang ikut memegang buku itu. Kemudian perlahan mira menatap perlahan,
dan ternyata itu Dimas. “hey “Sapa Dimas. “mmm... ya udah kaka duluan”Kata
Mira.”Ga apa-apa nih, barang kali kamu lebih perlu”Ledek Dimas.”Bukunya Cuma 1
ka, kaka duluan aja.”sahut Mira.”mmm... ya udah. Nama kamu siapa ?”Tanya
Dimas”Aku... Mira ka. Aku duluan ya ka”Mira pun pamit. Setelah keluar dari
perpus, jantungnya melompat, menjerit entahlah. Segudang rindu yang ia simpan selama
seminggu kini lepaslah sudah. Tanpa ia sadari, ia telah menjatuhkan buku
catatannya di perpus.
Bulan sabit tersenyum menemani
keceriaan gadis itu. “Kring-kring” Suara ponsel membuat Mira tersentak kaget
membangunkan ia dari lamunannya. Ternyata ada satu pesan dari nomor baru yang
berisi.”Assalamu’alaikum... Apa ini Mira ?” Mira tidak membalas pesan itu. Ia
kira itu sms dari orang tak di kenal. Kemudian ponsel pun berdering lagi,
ternyata telepon dari nomor baru.”Assalamu’alaikum... Ini Mira ?”Tanya seseorang.”Wa’alaikumsalam
iya. Maaf ini siapa ?”Tanya Mira.”Ini Dimas”Jawab Pria itu. Mira pun terdiam
kaget, hatinya bertanya-tanya.”Ada apa ka ?”Tanya Mira penasaran.”Ini buku
catatan kamu ketinggalan di perpus. Besok bisa ketemu ga ? Sekalian kalo kamu
mau pinjem buku yang kemarin juga.”Ajak Dimas.”Oh iya ka, siang aja ya. Soalnya
paginya saya ada kuliah.”Jawab Mira”Ok, di kantin ya”Sahut Dimas. Kemudian
ponsel pun terputus.
Panasnya terik sang mentari
menyapa siang ini. Mira pun sedang menunggu Dimas. Ia mengenakan kemeja warna
biru yang dibalut dengan kerudung yang seirama dengan warna pakaiannya itu.
Tiba-tiba Dimas datang ke kantin dan langsung mengenali Mira. Dimas langsung
menutup mata mira, dengan kedua telapak tangannya. “Ih siapa ini iseng banget”
Kata Mira.”Coba tebak ?”Tanya Dimas.”ka Dimas.”Mira belum kenal lama dengan
Dimas tapi perasaannya begitu dalam.
Satu semester berlalu, Mira
dan Dimas hanya berstatus teman. Padahal mereka begitu akrab, layaknya sepasang
kekasih. Mira terus memendam perasaannya. Tanpa mengetahui perasaan Dimas
seperti apa. Mira sangat percaya dengan sebuah pepatah “Semua akan indah pada
waktunya”.
Tanpa terasa waktu telah
berlalu, kini tiba saatnya Dimas untuk wisuda. Ia telah berhasil menyelesaikan
pendidikannya. Mira pun berhasil, berhasil menyimpan perasaannya dengan rapi,
tanpa ada seseorang yang memasuki hatinya selain Dimas. Ternyata Mira telah
memendam rasa selama 2,5 tahun. “Ini ka buat kaka”Mira memberikan seikat bunga
untuk Dimas yang sedang wisuda seperti layaknya mahasiswa lain.”maaf ka, aku
sudah lelah menyimpan semuanya. Sebelum kaka pergi, aku cuma mau bilang Aku
Sayang kaka, Aku sangat mencintai kaka semenjak 2,5 tahun yang lalu.Aku hanya
bisa memendam perasaan ini. Aku tidak tahu apakah perasaan ini layak untuk
aku.”Deretan kejujuran yang amat dahsyat keluar dari mulut gadis itu. Kemudian
Dimas tersenyum.”Aku bangga mendengar kejujuranmu. Aku sangat bangga”Jawab
Dimas. Tanpa terasa Air mata Dimas menetes. Kemudian ada seorang wanita yang
tiba-tiba memanggil nama Dimas. Namun, Dimas tidak menggubrisnya. “Kenapa kaka
menangis ?Siapa Dia ka ?” Tanya Mira. “Dia pacar kaka, kurang lebih tiga hari
yang lalu kami jadian. Maaf ya” Kemudian Dimas, mengusap air mata Mira.
“Selamat ya ka” Kata terakhir Mira kemudian ia pun berlari meninggalkan Dimas.
“Sebenarnya Aku juga mencintaimu sejak 2,5 tahun yang lalu”Kata itu keluar dari
mulut Dimas.
Beberapa bulan berlalu setelah
kepergian Dimas, Mira dan Dimas sudah tidak berkomunikasi lagi. Pagi yang
ditemani mendung itu, Mira mendapat sebuah paket di depan pintu rumahnya.
Kemudian ia berlari menuju kamar dan membuka isinya. Dan ternyata isinya
sebongkah CD yang berbalut pita merah dan sebuah tulisan “Semoga kamu tau yang
sebenarnya”.
Setelah dibuka ternyata sebuah
video yang berisi kumpulan foto Mira bersama Dimas. Ternyata dari semenjak
pertama kali Dimas bertemu dengan Mira, ia mengabadikan foto-fotonya yang
tersimpan rapi seperti perasaannya kepada Dimas. Namun video itu tak dapat
meluluhkan hati gadis ini.
Tak terasa Mira sudah
menyelesaikan pendidikan dan Dia telah berada di sebuah kota. Kota yang tidak
di duga yaitu kota Paris. Meskipun lukanya masih berbekas, tapi kini Dia telah
menjadi seorang wanita yang sukses.Mira berjalan menyusuri keindahan kota.
Tiba-tiba handphone jatuh, kemudian ketika Dia berusaha untuk mengambilnya ada
seorang pria yang mencoba untuk membantu. Namun sayangnya tangan Mira lebih
dulu, tanpa disengaja tangan pria itu memegang tangan Mira. Perlahan tapi pasti
Mira menaruh pandangan kepada Pria itu. “Mira”Sahut pria itu. Ternyata pria itu
adalah Dimas. Dimas langsung memeluk Mira. Kemudian Mira pun menangis. “Aku
boleh tanya sesuatu ?”Tanya Dimas.”tentu”jawab Dimas.”Apa kaka sudah menikah
?”Tanya Mira. “mmm...”wajah Dimas sangat serius matanya pun tak berkedip.”sebagai
coach yang baik dan tampan. Kaka menunggu Liaison officer beberapa tahun yang
lalu untuk kaka nikahi. Dia adalah gadis yang telah menyiapkan tempat diatinya
dengan rapi”Jawab Dimas sambil tersenyum. Senyum Mira bercampur tangis bahagia.
Apapun rintangan yang dihadapi, pasti semuanya dapat dilalui. Dan yakinlah
bahwa semua akan pindah pada waktunya.
THE END