RSS
Facebook
Twitter

Senin, 03 Maret 2014

3 HARI “AWALKU MENGENALMU”



Biar kusimpan rasaku ini
Walau entah sampai kapan nanti
Biar kunikmati rasa ini
Tak perlu engkau tahu bahwa aku suka padamu
                Sinar mentari pagi ini, membawa semangat baru. Perasaan cinta mengalahkan keramaian di planet ini. Awan pun bersorak memberikan semangat seakan menuntun langkah ini untuk terus berjalan menuju suatu keindahan.
Pagi itu seorang gadis yang bernama mira begitu semangat menjalani harinya. Hari itu merupakan hari terakhir ia menjalani aktivitasnya menjadi seorang Liaison Officer (LO) di acara kompetisi debate antar fakultas. Tiba saatnya ia harus mendampingi para debaters. Debaters yang harus ia support dan motivasi. Semangat seorang mira begitu membara, mungkin api pun bisa kalah dengannya. Tak ada pikiran lain yang menghalangi gadis ini, yang ia pikirkan hanyalah memenuhi jadwalnya yang kosong dengan aktivitas yang bermanfaat.
Gelapnya sang malam memberikan sensasi ketentraman karena bertabur bintang. Malam ini merupakan puncak perlombaan debate(final). Mira sangat menikmati malam ini, walaupun para debaters yang ia dampingi tidak masuk final. Mira pun duduk di barisan kedua bersama dengan teman-temannya yang kebetulan satu prodi. “Kemana anaknya ? kok ga dibawa.”Tanya seorang pria.”mmm... anak..oh, di kosan mungkin kecapean.”jawab Mira sambil memberi senyum terpaksa. Kemudian pria itu membalas dengan senyuman. “Itu siapa namanya ?” Tanya mira kepada salah satu debatersnya yang kebetulan duduk di belakangnya.”Oh... itu ka Dimas. Kenapa ? Jatuh Hati ? Aku kasih nih no hpnya ?”Deretan pertanyaan dari debaters.”oo..oh ga ko. Cuma tanya doang.” Jawab Mira singkat. Akhirnya Mira tau kalo yang tadi itu, coach debaters yang ia dampingi dan kebetulan ia juga ketua pelaksana. Padahal hari-hari sebelumnya Mira bercanda sama Dimas namun baru di malam terakhir ini, ia tahu namanya. Kompetisi pun berlalu, mira pun beranjak dari kursi. “mau kemana ?” Tanya Dimas. “Mau pulang ka. Duluan ya.”Mira pun pamit. “Hati-hati ya”Dimas mengingatkan.
Hari demi hari berlalu, entah kenapa Mira begitu penasaran kepada seorang Dimas. Apa mungkin jatuh hati dalam waktu 3 hari itu berlaku di hatinya ?. entahlah ia belum bisa percaya dengan semua perasaan ini. Tapi mungkin itu semua bisa terjadi, karena dalam waktu 3 detik pun cinta itu bisa hadir. Mira belum bisa mengartikan ini semua. Setiap waktunya kosong ia selalu teringat dengan Dimas, sosok pria yang baru ia kenal selama 3 hari. Mungkin sekitar seminggu ia tidak bertemu dengan Dimas. Dimas pun sulit ditemukan padahal mereka satu langit, satu atap, namun beda tujuan.
Genap seminggu ia tidak menemukan sosok Dimas. Mira merenung di perpus sambil memilih buku yang akan ia jadikan referensi. Ketika ia memegang salah satu bukudi rak, tiba-tiba ada tangan yang ikut memegang buku itu. Kemudian perlahan mira menatap perlahan, dan ternyata itu Dimas. “hey “Sapa Dimas. “mmm... ya udah kaka duluan”Kata Mira.”Ga apa-apa nih, barang kali kamu lebih perlu”Ledek Dimas.”Bukunya Cuma 1 ka, kaka duluan aja.”sahut Mira.”mmm... ya udah. Nama kamu siapa ?”Tanya Dimas”Aku... Mira ka. Aku duluan ya ka”Mira pun pamit. Setelah keluar dari perpus, jantungnya melompat, menjerit entahlah. Segudang rindu yang ia simpan selama seminggu kini lepaslah sudah. Tanpa ia sadari, ia telah menjatuhkan buku catatannya di perpus.
Bulan sabit tersenyum menemani keceriaan gadis itu. “Kring-kring” Suara ponsel membuat Mira tersentak kaget membangunkan ia dari lamunannya. Ternyata ada satu pesan dari nomor baru yang berisi.”Assalamu’alaikum... Apa ini Mira ?” Mira tidak membalas pesan itu. Ia kira itu sms dari orang tak di kenal. Kemudian ponsel pun berdering lagi, ternyata telepon dari nomor baru.”Assalamu’alaikum... Ini Mira ?”Tanya seseorang.”Wa’alaikumsalam iya. Maaf ini siapa ?”Tanya Mira.”Ini Dimas”Jawab Pria itu. Mira pun terdiam kaget, hatinya bertanya-tanya.”Ada apa ka ?”Tanya Mira penasaran.”Ini buku catatan kamu ketinggalan di perpus. Besok bisa ketemu ga ? Sekalian kalo kamu mau pinjem buku yang kemarin juga.”Ajak Dimas.”Oh iya ka, siang aja ya. Soalnya paginya saya ada kuliah.”Jawab Mira”Ok, di kantin ya”Sahut Dimas. Kemudian ponsel pun terputus.
Panasnya terik sang mentari menyapa siang ini. Mira pun sedang menunggu Dimas. Ia mengenakan kemeja warna biru yang dibalut dengan kerudung yang seirama dengan warna pakaiannya itu. Tiba-tiba Dimas datang ke kantin dan langsung mengenali Mira. Dimas langsung menutup mata mira, dengan kedua telapak tangannya. “Ih siapa ini iseng banget” Kata Mira.”Coba tebak ?”Tanya Dimas.”ka Dimas.”Mira belum kenal lama dengan Dimas tapi perasaannya begitu dalam.
Satu semester berlalu, Mira dan Dimas hanya berstatus teman. Padahal mereka begitu akrab, layaknya sepasang kekasih. Mira terus memendam perasaannya. Tanpa mengetahui perasaan Dimas seperti apa. Mira sangat percaya dengan sebuah pepatah “Semua akan indah pada waktunya”.
Tanpa terasa waktu telah berlalu, kini tiba saatnya Dimas untuk wisuda. Ia telah berhasil menyelesaikan pendidikannya. Mira pun berhasil, berhasil menyimpan perasaannya dengan rapi, tanpa ada seseorang yang memasuki hatinya selain Dimas. Ternyata Mira telah memendam rasa selama 2,5 tahun. “Ini ka buat kaka”Mira memberikan seikat bunga untuk Dimas yang sedang wisuda seperti layaknya mahasiswa lain.”maaf ka, aku sudah lelah menyimpan semuanya. Sebelum kaka pergi, aku cuma mau bilang Aku Sayang kaka, Aku sangat mencintai kaka semenjak 2,5 tahun yang lalu.Aku hanya bisa memendam perasaan ini. Aku tidak tahu apakah perasaan ini layak untuk aku.”Deretan kejujuran yang amat dahsyat keluar dari mulut gadis itu. Kemudian Dimas tersenyum.”Aku bangga mendengar kejujuranmu. Aku sangat bangga”Jawab Dimas. Tanpa terasa Air mata Dimas menetes. Kemudian ada seorang wanita yang tiba-tiba memanggil nama Dimas. Namun, Dimas tidak menggubrisnya. “Kenapa kaka menangis ?Siapa Dia ka ?” Tanya Mira. “Dia pacar kaka, kurang lebih tiga hari yang lalu kami jadian. Maaf ya” Kemudian Dimas, mengusap air mata Mira. “Selamat ya ka” Kata terakhir Mira kemudian ia pun berlari meninggalkan Dimas. “Sebenarnya Aku juga mencintaimu sejak 2,5 tahun yang lalu”Kata itu keluar dari mulut Dimas.
Beberapa bulan berlalu setelah kepergian Dimas, Mira dan Dimas sudah tidak berkomunikasi lagi. Pagi yang ditemani mendung itu, Mira mendapat sebuah paket di depan pintu rumahnya. Kemudian ia berlari menuju kamar dan membuka isinya. Dan ternyata isinya sebongkah CD yang berbalut pita merah dan sebuah tulisan “Semoga kamu tau yang sebenarnya”.
Setelah dibuka ternyata sebuah video yang berisi kumpulan foto Mira bersama Dimas. Ternyata dari semenjak pertama kali Dimas bertemu dengan Mira, ia mengabadikan foto-fotonya yang tersimpan rapi seperti perasaannya kepada Dimas. Namun video itu tak dapat meluluhkan hati gadis ini.
Tak terasa Mira sudah menyelesaikan pendidikan dan Dia telah berada di sebuah kota. Kota yang tidak di duga yaitu kota Paris. Meskipun lukanya masih berbekas, tapi kini Dia telah menjadi seorang wanita yang sukses.Mira berjalan menyusuri keindahan kota. Tiba-tiba handphone jatuh, kemudian ketika Dia berusaha untuk mengambilnya ada seorang pria yang mencoba untuk membantu. Namun sayangnya tangan Mira lebih dulu, tanpa disengaja tangan pria itu memegang tangan Mira. Perlahan tapi pasti Mira menaruh pandangan kepada Pria itu. “Mira”Sahut pria itu. Ternyata pria itu adalah Dimas. Dimas langsung memeluk Mira. Kemudian Mira pun menangis. “Aku boleh tanya sesuatu ?”Tanya Dimas.”tentu”jawab Dimas.”Apa kaka sudah menikah ?”Tanya Mira. “mmm...”wajah Dimas sangat serius matanya pun tak berkedip.”sebagai coach yang baik dan tampan. Kaka menunggu Liaison officer beberapa tahun yang lalu untuk kaka nikahi. Dia adalah gadis yang telah menyiapkan tempat diatinya dengan rapi”Jawab Dimas sambil tersenyum. Senyum Mira bercampur tangis bahagia. Apapun rintangan yang dihadapi, pasti semuanya dapat dilalui. Dan yakinlah bahwa semua akan pindah pada waktunya.

THE END

0 komentar:

Posting Komentar

  • Unordered List

  • More Text