RSS
Facebook
Twitter

Rabu, 29 Januari 2014

A Life Without Love Is No Life At All




Mentari menyapa indahnya pagi ini. Kicauan burung merangkai melodi yang indah untuk memberi semangat pagi ini. Lisa sedang duduk di taman kampus sambil memotret suasana pagi itu. Dunia photografer tak dapat dipisahkan dalam kehidupannya. Lisa dan hobinya itu seperti kutub magnet positive dan negative yang sulit untuk dipisahkan. Meskipun dia seorang mahasiswi Teknik Informatika, Dia tidak bisa meninggalkan hobinya tersebut.

                Suara ponsel  membuat Lisa tersentak kaget. “Halo... Ohayou...” suara seseorang di telepon. “Ohayou... siapa ?” Tanya Lisa dengan penuh penasaran. “kamu tidak mengenali suara saya ?” Pria itu membalikan pertanyaan. “Haloo... INI SIAPA ?” Tanya Lisa mulai geram karena aktivitasnya di ganggu di pagi hari ini. “mmmm... saya Ryan. Osaka Japan. Can you remember me ?” Kata Pria itu. “Ryan... Ryan... tumben menelponku.”Kata Lisa heran. Ternyata yang menelpon adalah pacar Lisa yang kerja di Jepang. Mereka sudah lama lost contact. Maklum Lisa termasuk orang yang tidak menomorsatukan urusan asmara. “mmm... kamu. Apa kabar ?” Tanya Ryan. “Aku baik. Kamu sendiri ?” Kata Lisa. “Aku sakit.”Jawab Ryan. “Sakit... sakit apa ?”Tanya Lisa. “Aku sakit kangen stadium 4” Jawab Ryan.”Uhhh... dasar gombal” sahut Lisa. Tiba-tiba tutt...tutt...tutt... telepon pun terputus. “Lah, koq mati.”Kata Ryan. Ternyata Handphone Lisa lowbat dan ia pun menuju ke kelas untuk mengikuti mata kuliah Pemrograman Berbasis Objek.

                Pembelajaran akhirnya telah selesai. Seperti biasanya Lisa memutuskan untuk ke perpustakaan. Tiba-tiba ada seorang pria berlari-lari dari arah yang berlawanan kemudian tanpa sengaja ia menabrak Lisa dan  menjatuhkan kamera kesayangannya itu. “Maaf, aku buru-buru “ sahut pria itu. Lisa hanya terdiam dan geram karena kamera itu hancur. Kemudian pria tersebut pergi begitu saja meninggalkannya. “Nanti aku ganti, aku ada kepentingan dulu” Kata Pria itu sambil berlari. “Ah sial banget sih, kamera gue rusak nih. Malah pergi gitu aja”Kata Lisa sambil mengambil kameranya. Tiba-tiba ia menemukan sebuah handphone dan kunci kemudian ia mengambilnya. “Mungkin, ini punya pria sialan yang tadi !” pikirnya dalam hati.


                Suasana yang menegangkan menyelimuti hati Brian, hari ini ia akan melaksanakan seminar proposal. Parahnya lagi, ia harus mengganti kamera seorang gadis yang ditabraknya tadi. Dan ia pun tidak sempat untuk menanyakan berapa nomor handphone dan namanya pun kaga tau. Seminar proposal pun di mulai dan semuanya berjalan dengan lancar. Setelah Brian menyelesaikan urusannya ia berniat untuk mengambil handphonenya dan mencari gadis itu. “Hp gue kemana lagi, lagi darurat nih. Apa tadi jatoh ya ?!” Ia mulai kelabakan mencari ponselnya. Dan akhirnya ia memutuskan untuk mencari gadis itu besok.

                Brian mengambil motornya. Sepanjang perjalanan ia melampiaskan kekesalannya dengan mengendarai motor sekencang-kencangnya. Hampir saja ia menabrak seorang gadis, sampe gadis itu tersungkur ke trotoar. Kemudian ia berhenti. “maaf ya,, mari saya antar ke rumah sakit” Kata Brian. Ketika gadis itu menoleh ke arahnya ia kaget. “Kamu, kenapa setiap ada kamu aku selalu kena sial. Tadi pagi kamera aku rusak dan sekarang hampir mati.” Lisa marah-marah. “Maaf kalo hari ini, saya telah membuat harimu kelam. Sekarang lebih baik Anda ikut saya, saya akan mengobati luka Anda dan mengganti semuanya.” Kata Brian. Akhirnya Brian dan Lisa memutuskan untuk pergi ke kosan Brian.



                “Uhhh...pelan-pelan dong.”Jerit Lisa. “Ini udah pelan kok, wajar kalo sakit sedikit.”Kata Brian. “Apa kamu kehilangan sesuatu ?”Tanya gadis itu. “Iya, handphone saya hilang.” Jawab Brian. “Handphone kamu tadi jatuh, waktu pas nabrak aku. Ganti dulu kamera aku, baru nanti aku kembaliin handphone anda.” Lisa memberikan sebuah tawaran. “Ok, tapi untuk sementara kamu pake kameraku dulu. Nanti kalo udah ada uang ganti, aku akan menggantinya dengan yang baru.” Jawab Brian meyakinkan. “Ok, deh. Mana kameranya ? Aku mau pulang.”Pinta Lisa. Kemudian Brian mengambil kameranya kemudian memberikannya kepada Lisa. “Sip, aku bawa ya ini handphonemu. Aku pulang dulu ya.” Lisa pamit,”Perlu aku antar ?”Tanya Brian.”Terimakasih. Ga perlu”Jawab Lisa sambil berjalan pelan karena kakinya sakit. Tiba-tiba Lisa hampir jatuh kemudian Brian menolongnya hingga akhirnya Brian menahan pinggang gadis itu sementara tangan gadis itu tanpa sengaja melingkar di leher pria yang bernama Brian itu. Sekitar berapa menit mereka bertatapan mata. “Sebaiknya saya mengantar Anda pulang.” Akhirnya Brian mengantar pulang Lisa.

                Lazy day, mungkin kata itu yang cocok untuk hari gadis itu saat ini. Ia harus menahan rasa sakit di kakinya tanpa melakukan aktivitas apapun. Jenuh yang di rasakan gadis itu, Sehingga ia memutuskan untuk pergi ke taman sore itu dengan keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Sore itu, sangat mengejutkan bagi gadis itu. Ia melihat Brian dengan  seorang wanita dan sepertinya mereka sedang bertengkar. Ketika percakapan tersebut selesai, Lisa membalikan badan dan berpura-pura tidak melihat kejadian tersebut. Tiba-tiba Brian menabraknya lagi tanpa sengaja.”Aww sakit ...” Jerit Lisa.”Aduh maaf, kamu... ngapain disini ?”Tanya Brian.”Aku sedang mencari udara segar. Jenuh di kosan terus.”Jawabnya. Lalu  mereka berdua duduk di taman.Entah kenapa begitu banyak kecocokan diantara mereka. Mereka terus mengobrol dan bercanda. Tak terasa waktu menjelang malam, dan mereka memutuskan untuk pulang.

                Bintang di langit memberikan senyuman kepada gadis itu, seakan ikut merasakan kebahagiaan yang ada di hatinya. Suasana yang indah berubah jadi kaget ketika terdengar bunyi pesan masuk di ponselnya. Pesan itu berisi “Selamat tidur ya. Semoga cepet sembuh.” Rupanya itu sms dari Brian. Senyuman gadis itu semakin menjadi. Gadis itu pun tidak mempedulikan pacarnya yang menelpon, ia terus merejectnya dan akhirnya memutuskan untuk mematikan ponselnya.

                Mentari yang cerah sebentar lagi tepat di atas kepala. Kemudian setelah kelas selesai, ia memutuskan untuk ke perpus mencari referensi. Saat itu gadis itu sedang duduk dan tiba-tiba Brian duduk di hadapannya. “Kamu...”Brian kaget. “Shuttt... jangan berisik.”Kata Lisa. Kemudian Brian tersenyum. “Aku duluan ya ?”Lisa pamit. Tiba-tiba Brian menarik tangan Lisa dan mencoba menahannya.”Mau kemana ?” Tanya Brian.”Aku mau ke kantin”jawab gadis itu. Aneh, Brian yang baru saja datang dan belum lama di perpus malah memutuskan untuk ikut ke kantin dengan gadis itu. Ketika di koridor mereka bertemu dengan seorang gadis yang waktu itu bertengkar di taman dengan Brian. Dan saat itu, tiba-tiba Brian menarik tubuh Lisa dan membenarkan poninya. Mata Lisa langsung terbelalak. “Maksud Brian apa ?”Tanyanya dalam hati. “Ihhh... kenapa ? ga usah pake tarik-tarik segala.”sahut Lisa.”Sorry ya,,”Kata Brian sambil tersenyum.”Dia siapa ? Mantan pacarmu kah ?”Tanya Lisa.”Mau tau aja kamu. Dasar kepo.”Ledek Brian sambil mencubit hidung Lisa.

Tunggu kisah selanjutnya J

0 komentar:

Posting Komentar

  • Unordered List

  • More Text